Dinamika sunda Kaum

Dinamika Sunda kaum

pemakaian bahasa Sunda kaum sekarang ini sudah agak jarang, mungkin hanya sekitar 30 % saja. Pada waktu ini bahasa yang dipakai disini kebanyakan bahasa Indonesia.

Pemakai kedua bahasa ini dapat dikelompokkan atas tiga bagian, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Sunda dan bahasa campuran. pemakai bahasa Indonesia intensitasnya lebih dominan daripada bahasa Sunda dan bahasa campuran.

hal ini menunjukkan bahwa bahasa Sunda yang dituturkan oleh sekelompok pemakai bahasa sunda Jatinegara kaum mulai berkurang.

dalam masyarakat yang masih mempertahankan keaslian seperti masyarakat jatinegara kaum ini, merupakan kenyataan bahwa sastra lisan masih berkembang, diantaranya berbentuk cerita-cerita pantun dan yang bukan pantun, puisi serta peribahasa.

hal lain yang menarik adalah, meskipun dari segi geografis dan bahasa sunda kaum ini berada di lingkungan kebudayaan Betawi dan Sunda, namun pengaruhnya dapat dikatakan hampir-hampir tidak ada sama sekali. Misalnya pertunjukan-pertunjukan seperti wayang golek, wayang betawi, lenong atau topeng, ternyata tidak terdapat di daerah kaum.

Hal ini disebabkan karena semua bentuk kesenian tersebut mempergunakan alat gong.

Padahal semua alat gong berupa apapun hingga sekarang dilarang dibunyikan atau digunakan di daerah kaum. sampai hari ini masih dipegang diteguh oleh para warga asli jatinegara kaum yang masih percaya bahwa apabila amanat tersebut di langgar, maka akan berakibat fatal bagi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, pemakaian gong sangat ditabukan didaerah kaum.