jatinegara kaum

adat istiadat tradisi warga jatinegara kaum

Masyarakat asli jatinegara kaum memiliki adat istiadat yang beberapa diantaranya masih tetap di pertahankan hingga sekarang. dengan perjalanan waktu dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, kiranya sulit untuk dhindari makin pudarnya adat istiadat yang sudah diwarisi secara turun temurun.

salah satu tradisi yang sekarang mulai menghilang adalah system perkawinan antar keluarga. sampai pada tahun 60an,para warga asli jatinegara kaum masih menganut system endogami. mereka selalu mengupayakan perkawinan antar keluarga yang mereka sebut sebagai perkawinan sepupu. sampai tahun 1960 an, para warga masih tetap melaksanakan perkawinan antar warga, sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua mereka sebelumnya. mulai tahun 60an, perkawinan semacam ini sudah mulai berkurang, hingga akhirnya sampai sekarang sudah dikatakan hampir tidak terjadi lagi.

Adapun adat yang sampai sekarang dipegang teguh ialah pelarangan bunyi gong dalam bentuk apapun. hal ini merupakan amanah dari leluhur yang tidak boleh dilanggar. karena bila tidak dipatuhi akan berakibat buruk.

Upacara adat yang pada waktu itu sangat disukai oleh anak dan para remaja jatinegara kaum adalah apa yang disebut ‘Adat Saum Maleh”. Upacara ini dilakukan pada tanggal 21 sampai 29 setiap bulan ramadhan. anak-anak sangat menyenangi kesempatan ini, karena saat-saat tersebut, mereka dapat berkunjung dari rumah ke rumah untuk menikmati kue-kue yang telah disediakan.

kue-kue tersebut digantungkan pada pohon-pohon pisang di muka rumah. selain kue-kue tersebut, boneka-boneka dan kain-kain perca turut menghiasi pohon-pohon pisang itu.

pada waktu anak-anak berada di muka setiap rumah yang terdapat pohon-pohon pisang dan kue-kue tadi, mereka mulai meminta izin sambil menyanyikan suatu bait lagu yang berbunyi :

“ Saum maleeh “ (saum maleh)

minta kueh (minta kue)

ngan teu dibere kueh (kalau tidak di beri kue)

leweh (menangis)…….

banyak warga jatinegara kaum, terutama yang pernah mengalami acara tersebut di masa anak-anak, menyayangkan bahwa adat “saum maleh” tersebut sudah tidak pernah dilakukan lagi sekarang. hal ini bisa jadi sebabkan karena sudah tidak sesuai lagi dengan keadaaan sekarang ini. sehingga anak-anak sekarang juga sudah tidak begitu tertarik pada hal-hal seperti itu.