1 HARI LAGI, KIAMAT???masa seeh...

1 HARI LAGI, KIAMAT???masa seeh...

Minggu pagi taman yang setiap harinya sepi meski berada di tengah kota kini mulai ramai. Manusialah yang tentunya menghidupkan serta meramaikan kembali taman yang kesepian itu. Mereka datang ke taman dengan membawa segala keletihannya. Satu minggu penuh bertarung dengan segala aktivitas untuk dapat bertahan di bumi ini. Karena aktivitas itulah terkadang manusia lupa akan dirinya. Lupa untuk berolah raga, lupa makan, serta lupa dengan tubuhnya yang sangat letih. Tuhan Sang Pencipta pun terkadang terlupakan, dari pagi hingga sore tak ada waktu untuk Tuhan. Seolah waktu habis termakan pekerjaan dan tak ada sisa satu detik pun untuk mengingat Tuhan. Aneh, Tuhan Yang Maha Besar dengan mudahnya terlupakan oleh manusia.

Minggu pagi inilah yang sangat ditunggu oleh mereka yang ingin melupkan pekerjaannya, meski esok pagi mereka harus kembali untuk lupa kembali. Yah, mereka lupa kembali dengan dirinya sendiri. Manusia-manusia sibuk itu, pergi ke taman untuk berolah raga menjaga kesehatan tubuhnya. Mereka semua berlari, mencari setitik keringat yang keluar dari tubunya. Pria, perempuan, ayah, ibu serta anak-anak kecil semua berlari dengan pakaian yang beraneka ragam.

Siapapun dan apapun pekerjaan orang tersebut mereka tak akan melewatkan hari minggu untuk bersantai ditaman. Para Koruptor pun tak mau kalah untuk bersantai dan melupakan serta menghentikan pekerjaannya sebagai koruptor. Sayang mereka berhenti hanya untuk hari minggu saja. Hari berikutnya dan selanjutnya koruptor kembali lagi untuk melakukan korupsi. Mereka semua berolahraga, walau hanya sekedar berlari mengelilingi taman. Tak jarang pula beberapa diantara mereka hanya duduk memandangi fenomena pagi di taman Jakarta.

Taman kesepian itu kini mendadak ramai, karena tak hanya dikunjungi oleh mereka yang berolah raga saja, namun banyak pula para pedagang yang memanfaatkan untuk mencari keuntungan disana. Berbagai macam makanan dijajakan ditaman itu. Bubur ayam, Ketoprak, Lontong Sayur, bahkan nasi uduk pun tak mau kalah ikut meramaikan minggu pagi. Bersyukur pada Tuhan, karena Dia telah menciptakan hari minggu yang indah. Bayangkan seandainya dunia tanpa hari minggu, apa yang akan terjadi. Sungguh kalian tak akan sanggup untuk membayangkannya? Terutama bagi kalian yang saling berkasih sayang, pasti akan merasakan hampanya ruang kehidupan.

Namun benarkah hari minggu itu indah? Tuhan yang telah menjadikan minggu itu sebagai hari yang indah, atau manusia yang selalu mengistimewakan hari minggu? Hah! Sudahlah, aku yakin kalian pasti malas untuk memikirkannya. Yang jelas, minggu itu memang hari yang selalu dinantikan oleh siapapun. Mungkin juga para hantu, setan, jin serta iblis pun sangat menantikan hari minggu yang cerah ini. Betapa yakinnya aku, bahwa taman pagi ini tak hanya dipenuhi oleh manusia, namun juga diramaikan oleh para jin. Aku yakin mereka ada diantara kita, hanya saja dalam dimensi yang berbeda hingga kita tak mampu merasakan kehadiran mereka disini.

Akh, sudahlah tak usah memikirkan jin itu. Selagi jin itu tak mengganggu ativitas kita, maka jangan pula kita mengganggu kehidupan mahluk dari ruang yang berbeda itu. Toh mereka juga sama seperti kita, hanya mahluk ciptaan Tuhan.

Ada suatu kejadian aneh minggu pagi ditaman kesepian itu. Bukan pencurian tentunya, karena pencurian sesuatu yang telah biasa dinegeri ini. Bukan pula sadarnya seorang koruptor. Lebih aneh dari itu! Kalian tahu fenomena apa yang terjadi di hari minggu pagi. Tiba-tiba saja Jakarta yang cerah menjadi gelap. Mega mendung kian menghiasi cakrawala. Walau mentari masih berada dalam tugas lengkap dengan seragam prajurit angkasa, namun Jakarta pagi terlihat kelam. Manusia memperkirakan akan turun hujan.

Mereka yang berada ditaman berlarian mencari tempat berteduh. Dibawah pohon, di halte, di warung nasi, bahkan mereka yang memiliki mobil akan segera berlari menuju mobilnya. Langit masih terus gelap, awan bergerak seolah ikut berlari karena takut tersambar petir yang kan mengamuk. Suara gemuruh angkasa terdengar sangat mengerikan, burung yang sedang menikmati hangatnya mentari menjerit dan terus mengepakan sayapnya agar tak terjatuh.

Manusia bumi, terus memandangi fenomena langit Jakarta pagi ini, semua bertanya, semua bingung. Pusaran angin seolah menggulung awan yang gelap dan tebal. Yah, awan tergulung layaknya ombak laut. Manusia yang berlari pagi kala itu berhenti sejenak. Semua mata dan kepala tertuju pada langit. Semua tanya dan heran pun terus memenuhi isi kepala manusia yang masih berakal.

“Aneh…ada apa ini?” Tanya seorang pria dengan mata yang terus menatap keangkasa.

“Tak biasanya terjadi seperti ini, kan?” seorang perempuan pun ikut pula merasakan kenaehan pagi ini.

“Loh, kok gelap seperti ini? Padahal matahari masih bersinar, namun mengapa sinar matahari itu seolah tak sampai kebumi? Sang waria mencoba berpikir.

“Iya, kau benar! Sinar matahari itu hanya menyinari sebagian langit saja, sedangkan sebagian lagi tak mendapat cahayanya!” Sang Pria mulai memperhatikan keberadaan matahari.

“Ibu…ibu….mengapa gelap sekali! Apa lampu di langit dimatikan? Siapa yang mematikan lampu di langit bu? Aku takut sekali!” Seorang anak kecil terlihat bersembunyi dalam pelukan sang ibu, ia takut dengan fenomena yang terjadi pagi ini.

Tak hanya manusia saja yang heran saat itu, binatang pun ikut merasakan keanehan yang terjadi. Bangsa kucing berkumpul dalam suatu tempat di bawah pohon secara bersama, anjing pun tak mau kalah. Mereka semua berkelompok, saling menjaga satu sama lain. Tikus, kecoa, belalang, kupu-kupu serta berbagai macam binatang ciptaan Tuhan lainnya, seolah membentuk kerajaan masing-masing. Dengan tujuan kebersamaan, apa pun yang akan terjadi di bumi ini mereka harus tetap bersama.

Tapi lihatlah apa yang terjadi pada manusia, mereka hanya memikirkan dirinya sendiri. Yah, itulah tabiat manusia Jakarta pada dasarnya. Wajarlah jika mereka memikirkan dirinya sendiri, karena masalah kiamat adalah urusan masing-masing setiap individu. Lagi pula mana ada manusia yang rela memberikan pahalanya untuk orang lain. Aku pun tak pernah memberikan pada siapapun.

Manusia terus mencari jawaban atas fenomena pagi ini.

“Hai matahari, apa yang sebanarnya terjadi?” Teriak perempuan

“Dasar kau perempuan bodoh, kau bertanya pada matahari apa kau pikir, matahari itu bisa bicara?” Kata pria

“Hah, seenaknya saja kau berkata aku perempuan bodoh! Lihatlah dirimu, apa kau pikir kau manusia pintar!”

“Sudahlah kalian mengapa menjadi berkelahi seperti ini! Biarkan saja, langit menunjukan ekspresi dirinya. Tunggulah beberapa saat, pasti langit pun akan memberikan jawaban. Jangan kau tanyakan pada matahari, karena ini bukan dia yang menghendaki!” seorang waria berusaha menenangkan kedua anak manusia tersebut.

“Diam, kau waria! Manusia tak jelas!” Sang pria merasa tersaingi.

“Aku memang tak jelas, tapi setidaknya aku jelas ada didunia ini!”

“Hah, aneh! Mengapa jadi kalian yang berkelahi!” Kata perempuan.

“Ada apa itu!” Teriak pedagang bubur ayam seraya mengacungkan jari telunjuk ke arah langit.

“Kau kenapa pedagang bubur ayam? Seperti melihat bidadari saja!”

“Coba kau lihat ke langit sana pedagang nasi uduk!”

“Wah, hujan kertas!”

“Apa ada hujan kertas!”

“Mengapa Tuhan mengirim hujan kertas, mengapa tak hujan uang saja. Seandainya Tuhan mengirim hujan uang pasti aku akan bertobat untuk tidak korupsi lagi!”

“Dasar kau tukang korupsi!”

“Tapi mengapa Tuhan mengirim hujan kertas, apa sebanarnya maksud kejadian ini?”

“Kau bertanya pada siapa wahai koruptor? Kalau kau bertanya pada ku yang hanya seorang pedagang bubur ayam, bodoh sekali! Masa seorang pejabat ahli korup bertanya pada seorang pedagang bubur ayam!”

“Aku bertanya pada siapa pun yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi pagi ini wahai pedagang bubur ayam!”

“Sepertinya yang jatuh ini bukan sekedar kertas kosong tak bermakna!” Pedagang nasi uduk memberanikan diri mengambil beberapa kertas yang terjatuh di bumi.

“Bagaimana? Apa kertas itu tidak berbahaya?” Tanya sang koruptor yang sangat ketakutan. Koruptor ini memang aneh, mengapa harus takut pada sebuah kertas. Sedangkan yang dia tak takut pada uang-uang kertas yang telah dicurinya.

“Tenang saja pejabat, kertas ini tak berbahaya! Karena tak ada unsur racun dalam kertas ini! Tetapi kata yang tertulis dalam kertas ini yang kurasa sangat berbahaya!” Jelas pedagang nasi uduk

“Janganlah kau menakuti kami pedagang nasi uduk!”

“Aku tak berbohong! Lagi pula apa untungnya untuk ku membohongi kalian!”

“Sekarang beritahu kami apa isi hujan kertas ini!” Tanya pejabat koruptor

“Mengapa harus aku yang menjelaskan! Kau ambil saja sendiri, lihatlah Tuhan telah banyak mengirim kertas-kertas dari langit. Jumlah kertas yang turun aku yakin sebanyak jumlah manusia di Jakarta pagi ini. Semua akan kebagian, jadi ambilah yang menjadi hak mu! Ambil saja salah satu kertas itu! Dan kau akan tahu sendiri!”

“Baiklah akan aku ambil!” Pejabat koruptor itu, akhirnya membernaikan diri untuk mengambil dan membaca makna yan terkandung dalam hujan kertas.

“Astaga!”

“Ya Tuhan!”

“Oh…My God!”

“Apa!”

“Tak Mungkin!”

“Mati aku!”

“Celaka tiga belas!”

“Hah!”

“Apa ini!”

“Siapa yang menyebar fitnah ini!”

“Pasti ini ulah manusia iseng!”

“Hai, jangan menuduh seperti itu! Jika memang ini hujan kertas dari Tuhan kau tak bisa menghindarinya. Terimalah apa yang akan Tuhan lakukan untuk bumi kita ini. Mungkin sudah saatnya Kiamat!”

“Kiamat satu hari lagi, bagi manusia penghuni bumi yang telah mempersiapkan bekal menuju langit harap hubungi biro perjalanan dunia akhirat. Daftarkan diri anda segera pada posko panita hari kiamat terdekat”.

Yah, begitulah isi kertas yang turun dari langit itu. Tentu saja membuat hati manusia yang membacanya menjadi kalang kabut. Ada yang percaya dengan berita itu hingga akhirnya mereka berbondong-bondong menghubungi panitia hari kiamat. Akan tetapi ada pula yang tak percaya, dan hanya mondar-mandir tak jelas di bumi.

“Tuhan….mengapa secepat ini kau memberikan kabar hari kiamat! Mengapa harus satu hari lagi!” Rintih seorang pejabat koruptor. Jelas sekali raut wajah ketakutan telah mengihiasi rona pipinya. “Tuhan berilah waktu satu tahun lagi, karena aku tak memiliki point surga Mu! Ku mohon Tuhan….!”

“Tak apalah Tuhan, jika kau memang menginginkan hari kiamat esok pagi. Datangkalanlah kiamat itu! Aku pasrah atas apa yang akan Kau kehendaki Tuhan!” Pedagang bubur ayam yang jujur tampak lebih tenang mengahdapi hari kiamat yang tinggal satu hari lagi!”

“Kau ini bicara apa! Mana cukup waktu satu hari untuk mengurus perjalanan menuju langit! Aku harus mengurus harta benda ku terlebih dahulu, serta membeli point surga”

“Memangnya kau tak memiliki satu keping point pun, wahai pejabat?”

“Yah, aku belum memilikinya! Namun uang ku banyak, mau kah kau memberikan point itu untuk ku?”

“Tak kan pernah, seumur hidup ku telah aku habiskan waktu untuk menyembah Tuhan dan point ku telah banyak terkumpul!”

“Berikanlah pada ku akan aku bayar, berpapun yang kau minta!

“Tak sudi aku! Aneh sekali kau pejabat! Bukankah Tuhan telah memberikan mu waktu yang cukup banyak. Kurasa bukan cukup banyak lagi, bahkan waktu yang sangat banyak untuk mengurus perjalanan mu ke langit! Namun mengapa baru hari ini kau memikirkannya?”

“Aku sadar sekarang, selama ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan ku! Kau tahu aku, bukan? Aku adalah seorang wakil rakyat jadi aku sibuk mengurusi rakyat-rakyat miskin seperti kalian!”

“Bohong sekali, kau! Selama ini kau bukan sibuk mengurusi kami, tetapi kau sibuk mencuri uang kami bukan?”

“Hah, tahu apa kau rakyat bodoh!”

“Sudahlah tak banyak waktu aku untuk membahas masalah ini! Sekarang aku ingin keposko panitia hari kiamat. Aku ingin menukarkan tiket pahala ku untuk perjalanan kelangit esok pagi! Selamat tinggal pejabat koruptor!”

Pagi itu, menusia disibukan dengan beredarnya berita tentang “Kiamat Satu Hari Lagi!” Bagi mereka yang telah mempunyai banyak pahala kini hanya tenang untuk menukarkan point pahala dengan tiket perjalanan menuju langit. Namun bagi manusia-manusia yang tak memiliki point pahala, tentu saja berita ini membuat mereka menjadi resah.

Pejabat korup, maling, pembunuh, pelacur serta para waria yang status mereka hingga datangnya kiamat masih tak jelas. Mereka itulah yang terus berlarian tanpa arah tujuan yang pasti. Beberapa diantara mereka bahkan tak percaya bahwa kiamt tinggal satu hari lagi.

“Aku tak percaya….!” teriak seorang waria

“Yah, aku demikian! Karena esok pagi aku pun harus melayani salah satu tamu istimewa ku!” Seorang pelacur masih saja tetap ingin melacurkan dirinya, walau telah ada peringatan esok akan kiamat.

“Tapi jika memang esok pagi benar-benar terjadi kiamat bagaimana?” Seorang pembunuh sangat ketakutan seperti tikus yang terjeremus kedalam saluran air yang sangat hitam pekat!”

“Kau adalah seorang pembunuh! Kau selalu mematikan manusia dengan tangan mu sendiri, lalu mengapa kau harus takut melihat kematian mu sendiri!”

“Aku bukan takut pada kematian ku, namun aku takut pada Tuhan!”

“Tuhan!”

“Seorang pembunuh membicarakan Tuhan!:”

“Mengapa kau sebut nama Tuhan?”

“Yah, karena Tuhanlah yang akan membinasakan kita semua!”

“Tidak! Apa benar pengirim kertas ini adalah Tuhan!” tanya seorang palacur!” selama ini pelacur tak pernah tahu tentang adanya Tuhan.

“Siapa pun yang mengirmkan kertas-kertas ini, yang pasti kiamat memang akan segera datang di bumi ini!”

Manusia yang tak memiliki point untuk ke surga berlarian mencari seseorang yang mau menjual point surga. Koruptor pun turut serta berlari dan berteriak ingin membelinya berapa pun harganya pasti akan dibayar. Pembunuh, pelacur dan manusia lainnya pontang-panting, mengumpulkan ponit surga. Namun sayang usaha apapun yang akan mereka lakukan rasanya tak mungkin berhasil hanya dalam waktu satu hari.

Posko panitia hari kiamat sangat dipadati manusia yang ingin selamat dari kiamat, mereka semua mengantri untuk mendapat pelayanan khusus di hari kiamat esok pagi.

***

Tibalah pagi ini kiamat akan melanda bumi. Senin pagi, manusia yang bisanya sibuk dengan urusan dunia, khusus pagi ini mereka tak melakukan aktivitas seperti biasanya. Para pekerja kantor pun meliburkan diri, karena mereka bersiap untuk menanti kedatangan kiamat. Ayah, ibu serta anak-anaknya terlihat sedang duduk fenomena kiamat. Jika kemarin hari, mereka sibuk mempersiapkan kedatangan kiamat, maka pagi ini tak ada aktivitas apapun. Hanya kebisuan pagi, Jakarta yang tak pernah tidur, dan Jakarta yang tak pernah bisu pagi ini tampak sepi. Semua manusia . . .hanya memandang langit! Bahkan beberapa diantara mereka pun sudah tak sabar menanti kiamat yang telah dijanjikan.

“Wahai langit mana kiamat itu!”

“Manusia bumi, apa kalian sudah siap menghadapi kiamat hari ini?”

“Kami telah siap! Segera datangkanlah!”

“Baiklah tunggu saja!”

Dan kiamat yang dinanti pun datang. Semua musnah…..panitia hari kiamat mengakhiri tugasnya…..
  • PT. Audy Firsty Energy

    (Oil and Gas Products Company)

    Muatan : (Rute :Jkt-Cirebon)

    Shaft Carbon Steel,Casing Cast Iron,

    Mechanical Seal,Material Pompa,etc

  • PT. Trasti Supplier

    (Pumps for Industry,Mining,Oil and Gas)

    Muatan : (Rute : Jkt-Cirebon)

    Material Pompa,Casing Cast Iron,

    Mechanical Seal,Grand Centroflo,etc

  • PT. Aneka Mandiri CitraSejahtera

    (Expert In:Pumps,Mechanical Seal)

    Muatan : (Rute : Jabodetabek)

    Material Pompa,Casing Cast Iron,

    Shaft Carbon Steel, Mechanical Seal,etc

  • PT.Carisma Sentra Persada

    (Carisma Logistics)Plaza Bisnis Kemang Ground Floor

    Muatan : (Rute : Jkt-Lombok)

    Bracket Carrier,Conveyor Belt,

    Heavy Duty Roller,etc

VOA News: Berita

Furniture Katalog 2014
Furniture Katalog 2014

Furniture Katalog 2014 .Berbagai Katalog menggabungkan Aspek Seni,keharmonisan

,keramahan adalah prinsip kami,dan terus berinovasi! [Baca selengkapnya]

PCI Express 2014
Tarif Sewa Truk

Tarif Sewa Truk. Jasa Pengiriman Express dan Paket,Domestics& Internasional Darat

- Laut- Udara Door to Door! Truck Me... [Baca selengkapnya]

Panel Maker PCI
Panel Maker PCI

Panel Maker PCI.Jasa Pemeliharaan/Maintenance & Mainboard,kami menyediakan

pelayanan dari segala aspek!... [Baca selengkapnya]

https://www.instagram.com/bathtubkayutong/?hl=id Jual Dekorasi Rustic | Produsen Tong Barrel Kayu, Bathtub Kayu | ☎ +62 817-6077-886 | | ☎ +62 851 0051 8601 |✉ gentong kayu ars design jatikaum ...